LATAR
BELAKANG
A.
Latar
Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang
diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar
(SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena pendidikan merupakan salah
satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan
sumber daya manusia sebagai subyek dalam pembangunan yang baik, diperlukan
modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Khusus untuk pelajaran matematika,
selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep yang baik sangatlah penting
karna untuk memahami konsep yang baru di perlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya.
Permasalahan yang kini dihadapi di dalam dunia pendidikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan
yang umumnya dikaitkan dengan tinggi atau rendahnya prestasi belajar yang
diperoleh siswa. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya dengan melakukan perubahan
kurikulum dan perubahan proses pembelajaran disekolah. Langkah ini merupakan langkah
awal untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun kenyataannya prestasi belajar siswa
terutama dalam bidang matematika masih tergolong rendah.
Materi matematika bersifat hierarkis, yang berarti dalam
mempelajari matematika konsep sebelumnya yang menjadikan prasyarat harus benar-benar
dikuasai agar dapat memahami konsep selanjutnya. Konsep-konsep pada matematika menjadi
kesatuan yang bulat dan berkesinambungan. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru harus dapat menyampaikan
konsep tersebut kepada siswa dan bagaimana siswa dapat memahaminya.
Pembelajaran pada matematika dilakukan dengan
memperhatikan urutan konsep dimulai dari yang paling sederhana.
Pandangan siswa tentang mata pelajaran Matematika sebagai
momok masih banyak ditemui atau didapatkan, pandangan seperti ini yang mengakibatkan siswa
menjadi pasif, enggan, takut atau malu mengungkapkan ide-ide maupun penyelesaian
atas soal-soal latihan yang diberikan di depan kelas. Tidak jarang siswa kurang
mampu mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit.
Hal ini bukan hanya kesalahan siswa tetapi mungkin
di sebabkan oleh berbagai hal seperti penggunaaan strategi pembelajaran dari
guru yang monoton. Penggunaan strategi pembelajaran yang monoton di mungkinkan siswa
akan mengantuk karena membosankan. Saat ini masih banyak guru yang menggunakan model peambelajaran lama pada proses pembelajaran
di sekolah-sekolah. Guru membacakan atau membawakan bahan yang di sampaikan dan
siswa mendengarkan, mencatat, dan mencoba menyelesaikan sesuai contoh dari guru,
atau bias disebut model pembelajaran konvesional. Hal ini mengakibatkan kurangnya
interaksi antara guru dan siswa serta menjadikan siswa pasif, kurang perhatian dalam
belajar, kreatif dan mandiri.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, dalam pembelajaran
matematika harus digunakan strategi pembelajaran yang sesuai agar prestasi belajar
matematika siswa meningkat. Strategi pembelajaran yang diharapkan peneliti adalah
strategi pembelajaran yang mampu membantu siswa menjadi aktif, kreatif serta dengan
mudah mempelajari konsep-konsep matematika. Strategi itu antara lain dengan menerapkan
strategi Concept Mapping dan strategi Preview, Question, Read, Reflect,
Racit, dan Review (PQ4R).
Strategi Concept
Mapping merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi. Strategi organisasi
bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman terutama dilakukan dengan menggunakan
pengorganisasian bahan-bahan baru. Martin
(dalam Trianto , 2009:157) mengatakan bahwa pemetaan konsep merupakan inovasi
baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas.
Peta konsep menyediakan bantuan visual konkrit untuk membantu mengorganisasikan
informasi sebelum informasi itu disampaikan.
Srategi belajar yang lain dengan strategi belajar Preview, Question, Read, Reflect, Racit, dan
Review (PQ4R) merupakan salah satu bagian dari strategi Elaborasi. Strategi
Elaborasi adalah Proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang
mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar dikelas yang
dilaksanakan dengan membaca materi didalam buku pelajaran. Arends
(dalamTrianto, 2009:154) mengatakan bahwa strategi-strategi belajar merujuk kepada
prilaku yang digunakan siswa mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk ingatan
dan proses metakognitif. Melalui strategi pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recit, dan Review (PQ4R) ini diharapkan
siswa dapat memahami konsep dari suatu materi pelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang penerapan strategi Concept
Mapping dan Strategi Preview,
Question, Read, Reflect, Racit dan Review (PQ4R) dalam pembelajaran matematika.
Strategi Concept Mapping adalah penyampaian
pembelajaran matematika dengan menggunakan peta konsep dari setiap bab dan materi
yang diberikan sehingga konsep yang diberikan akan lebih mudah dipahami.
Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Racit dan Review
(PQ4R) adalah sebuah strategi yang menekankan pada membaca bab
demi bab dalam pembelajaran sehingga dengan menggunakan strategi ini pemahaman konsep
siswa diharapkan akan lebih meningkat.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa
yang diberi pengajaran dengan strategi pembelajaran Concept Mapping dan siswa yang diberi pengajaran dengan strategi pembelajaran
Preview, Question, Read, Reflect, Racit dan
Review (PQ4R) terhadap prestasi belajar matematika?
D.
Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya masalah
yang dibahas dan kesalahan pemahaman, keefektipan
dan koefesienan penelitain ini, maka yang di kaji dalam penelitian ini adalah:
1. Prestasi
Belajar Matematika
Prestasi belajar
matematika siswa pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar setelah terjadi
proses pembelajaran pada himpunan.
2. Strategi
Pembelajaran
Strategi yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah strategi Preview, Question, Read, Reflect, Racit dan Review (PQ4R) pada kelas
control dan Concept Mapping pada kelas
eksperimen.
E.Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
kebenaran konstribusi proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Preview
Question Read Reflect Racit Review (PQ4R) dan strategi Concept Mapping yang diterapkan pada pembelajaran matematika.
2.
Tujuan
Khusus
Tujuan secara khusus adalah Untuk mengetahui perbedaan
yang signifikan prestasi belajar matematika antara siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran Concept Mapping dan strategi Preview
Question Read Reflect Racitdan Review (PQ4R) dalam pembelajaran
matematika pada pokok bahasan himpunan.
F.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat
teoritis
Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan kepada
dunia pendidikan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik.
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik dalam dunia pendidikan.
2.
Manfaat
praktis
a. Bagi
siswa
b. Bagi
guru
Dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar
siswa.
c. Bagi
peneliti
Dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuwan dan wawasan
dalam memahami peningkatan prestasi belajar siswa melalui strategi pembelajaran
Concept Mapping dan strategi Preview,
Question, Read, Reflect, Racit dan Review
(PQ4R).
Kajian teori
A.
Tinjauan
Pustaka
1.
Pembelajaran
Matematika
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang,
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk
dimodifikasi dan berkembang disebapkan belajar (Herman Hudojo, 1990: 1).
Berdasarkan pengertian tersebut seseorang dikatakan belajar,bila dapat
diasumsikan dalam diri seseorang itu menjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan sutu perubahan tingkah laku.
Oemar Hamalik, (2001 : 27) mendefinisikan belajar sebagai
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Dari Pengertian tersebut belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat
akan tetapi lebih luas dari itu.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan yaitu
pengertian belajar maka terdapat istilah yang relevan sesuai perkembangan
pendidikan yaitu proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika.
Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan situasi
agar siswa belajar, meliputi penggunaan berbagai metode dan media
pembelajaran.Trianto (2009: 17) mendefinisikan pembelajaran merupakan aspek
kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.
Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam
makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari
seseorang guru untuk membelajarakan siswanya. Pembelajaran tersebut ditunjukan
pada gambar di bawah ini:
![]() |
Gambar 2.2
Alur proses pembelajaran (Trianto, 2009: 18).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar matematika
lebih baik. Proses pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa dengan
mengembangkan metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan.
a.
Prestasi
Belajar Matematika
1. Hakikat
Matematika
Matematika merupakan subyek yang sangat penting
dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan
matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang
(terutama sains dan teknologi), dibandingkan dengan negara lain yang memberikan
tempat bagi matematika sebagai subyek yang sangat penting. Di Indonesia, sejak
bangku SD sampai dengan Perguruan Tinggi, bahkan mungkin sejak playgroup atau
sebelumnya (baby school), syarat penguasaan terhadap matematika jelas tidak
bisa dikesampingkan. Untuk dapat menjalani pendidikan selama di bangku sekolah
sampai kuliah dengan baik, maka anak didik dituntut untuk dapat menguasai
matematika dengan baik.
Menurut Ruseffendi (1997: 50) Matematika adalah
suatu cara manusia berfikir. dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam proses belajar mengajar matematika juga terjadi proses berpikir,
sebab seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental
dan orang yang belajar matematika harus melakukan kegiatan mental. Dalam
berpikir, orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang
telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian-pengertian.
2. Prestasi
Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda
“prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil
usaha. Prestasi belajar dalam pendidikan adalah prestasi yang menunjukkan
kecakapan siswa dalam menguasai pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Prestasi Belajar atau Hasil belajar adalah kemampuan
- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya
secara bertahap (Nana Sudjana, 2002: 22). Horward kingsley (dalam Nana sudjana,
2002: 22) membagi tiga macam hasil belajar yakni:
a. Keterampilan
dan kebiasan
b. Pengetahuan
dan pengertian
c. Sikap
dan cita- cita.
Sedangkan Benyamin S. Bloom (dalam Ruseffendi, 1997:
304) membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu: ranah
kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.
Ranah kognitif adalah berkaitan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan ranah Afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspeks yaitu penerimaan, jawaban
atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Dan ranah Psikomotorik
berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam
aspeks ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompeks
dan gerakan ekspretif dan interpretatif.
Berdasarkan dari beberapa pengertian belajar,
prestasi belajar, dan hakekat matematika yang telah diuraikan di atas,
diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang
dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan tentang matematika yang
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat dan merupakan pencerminan
hasil belajar yang dicapai dalam periode tertentu dengan perubahan tingkah
laku.
c. Strategi Pembelajaran Concept Mapping
Djamarah dan Zain (2002) dalam (Trianto, 2009: 158)
Konsep atau pengertian adalah kondisi utama yang di perlukan untuk menguasai
kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan
kesamaan ciri- ciri dari sekumpulan stimulus dan obyek- obyeknya.
Martin (1994) dalam (Trianto,2009:158) Adapun yang
di maksud Strategi Concept Mapping
adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep
tunggal di hubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Peta konsep
membantu guru memahami macam-macam konsep yang di tanamkan di topik lebih besar
dari yang diajarkan. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi
guru. Pemetaan yang jelas dapat menghindari miskonsepsi yang di bentuk siswa.
Tanpa peta konsep guru hanya akan mengajar apa yang di ingat atau yang di
sukai.
d. Strategi Pembelajaran Preview Question Read Reflect Racit Review(PQ4R)
Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari
strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa
yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang
dilaksanakan dengan membaca materi di dalam buku pelajaran.
Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari
sampai tuntas bab demi bab suatu pembelajaran. Dengan ketrampilan membaca itu
setiap siswa akan dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami
khazanah kearifan yang banyak hikmat, dan mengembangkan berbagai ketrampilan
lainya yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup.
Arends (dalam Trianto, 2009: 154) mengatakan bahwa
Strategi- strategi belajar merujuk kepada perilaku dan proses- proses pikiran
yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk ingatan
dan proses metakognitif. Nama lain untuk strategi belajar adalah strategi
kognitif. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R adalah:
a. Preview
(membaca selintas dengan cepat) adalah tugas membaca dengan cepat dengan
memperhatikan judul-judul dan topik utama, baca tujuan umum dan rangkuman, dan
rumuskan isi bacaan tersebut membahas tentang apa.
b. Question
(bertanya) adalah mendalami topik dan judul utama dengan mangajukan pertanyaan
yang jawabannya dapat ditemukan di dalam bacaan tersebut, kemudian mencoba
menjawabnya sendiri.
c. Read (membaca)
adalah tugas membaca bahan bacaan secara cermat, dengan mengecek jawaban yang
diajukan pada langkah kedua.
d. Reflect
(refleksi) adalah melakukan refleksi sambil membaca dengan cara menciptakan
gambaran visual dari bacaan dan mengubungkan informasi baru di dalam bacaan
tentang apa yang telah diketahui.
e. Racit
(tanya jawab sendiri) adalah melakukan resitasi dengan menjawab dengan suara
keras pertanyaan yang ajukan tanpa membuka buku.
f. Review
(mengulang secara menyeluruh) adalah langkah untuk mengulang kembali seluruh
bacaan, baca ulang bila perlu, dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.
2. Conceptual
framework
a. pembelajaran
dengan penerapan strategi Concept mapping
Adapun langkah- langkah dalam
pembuatan peta konsep adalah:
1. Mengidentifikasi
ide pokok atau prinsip melingkupi sejumlah konsep.
2. Menentukan
konsep-konsep yang relevan.
3. Mengurutkan
konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif.
4. Menyusun
konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakkan di
bagian atas atau puncak peta lalu di hubungkan dengan kata penghubung misal
terdiri atas.
(Trianto. 2009:160).
b. pembelajaran
dengan penerapan strategi Preview,
Question, read, reflect, racit , Review
( PQ4R)
Langkah-langkah pemodelan pembelajaran dengan
penerapan strategi Preview, Question,
read, reflect, racit , Review ( PQ4R):
Tabel 2.3
Diadaptasi dari Arends(1997) dalam
(Trianto,2009:154-155)
Langkah-langkah
|
Tingkah
laku guru
|
Aktivitas
siswa
|
Langkah
1
Preview
|
· Memberi
bacaan kepada siswa untuk dibaca.
· Menginformasikan
kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
|
· Membaca
selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
|
Langkah
2
Question
|
· Menginformasikan
kepada siswa agar memperhatikan makna dari bacaan.
· Memberikan
tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok
|
· Memperhatikan
penjelasan guru.
· Menjawab
pertanyaan yang telah dibuat
|
Langkah
3
Read
|
· Memberikan
tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang
disusun sebelumnya.
|
·
Membaca secara aktif sambil
memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan
yang telah di buatnya.
|
Langkah
4
Reflect
|
· Mensimulasikan
atau menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan.
|
·
Bukan hanya sekedar menghafal dan
mengingat materi pelajaran tetapi, mencoba memecahkan masalah yang diberikan
oleh guru dengan pengetahuan yang diketahui
|
Langkah
5
Racit
|
· Meminta
siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelahari hari
ini.
|
·
Menanyakan dan menjawab
pertanyaan.
·
Melihat catatan-catatan intisari
yang telah dibuat sebelumnya.
|
Langkah
6
Review
|
· Menugaskan
kepada siswa membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada
dalam benaknya.
· Meminta
siswa memaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin terhadap
jawabannya.
|
·
Menjawab intisari yang telah
dibuatnya.
·
Membacakan kembali bahan bacaan
siswa, jika masih belum yakin terhadap jawabannya.
|
Metodology
I.
Metode
Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis
penelitian Eksperimen yaitu membandingkan hasil kelompok eksperimen yang
dikenai perlakuan Strategi Concept
Mapping dengan kelompok kontrol yang dikenai perlakuan strategi Preview
Questions Read Reflect Racit Review (PQ4R). Menurut Habibudin (2009:16), metode
eksperimen adalah metode yang digunakan apabila gejala yang diteliti sengaja
diadakan atau peneliti dengan sengaja mengendalikan berbagai faktor sedemikian
rupa sehingga secara meyakinkan dapat menyimpulkan bahwa dampak yang diamati
semata-mata dihasilkan oleh perlakuan yang diberikan.
Berdasarkan definisi diatas
penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena gejala yang diteliti
diadakan secara sengaja di SMPN 1 Mataram tahun pelajaran 2013/2014.
2.
Populasi
dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 80). Jadi dapat disimpulkan
populasi adalah keseluruhan aspek yang ingin diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V11 SMP Negeri 1 Mataram tahun
pelajaran 2013/2014, dengan jumlah keseluruhan 249 orang peserta didik yang terbagi menjadi tujuh
kelas yaitu kelas V11. 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.Dengan perinciankelas V11.1berjumlah
35 orang, kelas V11.2 berjumlah 36
orang, kelas V11. 3 berjumlah 35 orang, kelas V11.4berjumlah 36 orang, kelas
V11.5bejumlah 36 orang, kelas V11.6berjumlah 36 orang, dan kelas V11.7berjumlah
36 orang.
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi
yang akan diamati (Sugiyono, 2008: 118). Berdasarkan pengertian tersebut dalam
memilih sampel, peneliti menggunakan teknik sampling
purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(sugiyono, 2010: 85).Dalam rangka memudahkan peneliti dalam kegiatan penelitian
ini maka dipilih model cluster random
sampling, yaitu dengan memilih kelas V11.1 dan kelas V11.2 sebagai sampel
penelitian.Dengan jumlah seluruh siswa 70 orang, dan dengan perincian kelas
V11.1 berjumlah 35 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas V11.2 berjumlah 35
orang sebagai kelas kontrol.
3.
Data
Penelitian
a.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian
ini termasuk jenis penelitian yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil
observasi aktifitas siswa dan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang
diberikankepada siswa. Data-data tersebut selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan rumus yang telah ditetapkan.
Adapun sumber data
penelitian ini berasal dari kelas V11.1dan V11.2 SMP Negeri 1
Mataram tahun pelajaran 2013/2014,dengan perincian jumlah siswa tiap kelas
adalah kelasV11.1 sebanyak 35 orang dan kelas V11.2 sebanyak 36 orang dan
jumlah siswa keseluruhan berjumlah 71 orang.
b.
Teknik
Pengumpulan Data
1. Tes
Tes yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal-soal pilihan ganda yang terdiri
dari 15 butir soal sebelum dan sesudah penerapan strategi Concept Mappingdan strategi Preview
Questions Read Reflect Racit Review (PQ4R) untuk mengukur
sejauh mana efektifitas strategi
pembelajaran tersebut.
Penggunaan tes sebagai
instrumen penelitian didasarkan pada kebutuhan terhadap data hasil belajar
siswa sebagaimana dikemukakan oleh Anas Sudijono (2005: 66), tes adalah alat
atau prosedur yang di pergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
Berkaitan dengan pembahasan ini, maka
yang dimaksud dengan “tes" adalah serentatan pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atas
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 138).Adapun
kisi-kisi instrumen tes yang peneliti gunakan adalah berkisar pada materi
himpunan.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
tes, yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa,
tes yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tes pilihan ganda dengan
jumlah soal 15 butir soal dengan memperhatikan tingkat kesukaran yang
disesuaikan dengan indikator yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2. Observasi
Pada kegiatan observasi ini peneliti
akan mengadakan observasi langsung ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung. Kemudian seluruh aktifitas yang peneliti lakukan dalam penelitian
ini akan diobservasi oleh seorang observer yang ditunjuk oleh kepala sekolah
sebagai pendamping dalam penelitian ini.
Observasi dalam penelitian ini hanya
berfungsi sebagai data sekunder, artinya sebagai penguat terhadap data primer
yang diinginkan berupa hasil prestasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah
diterapkannya strategi Concept Mapping dan strategi Preview Questions Read Reflect Racit Review (PQ4R)
dalam pembelajaran. Sehingga hasil observasi merupakan data tambahan untuk
melengkapi hasil penelitian ini.
a. Uji
Validitas
Validitas
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga
betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.Instrumen yang baik mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya.
Berkaitan dengan
validitas instrumen, Suharsimi (2006:168) menyatakan bahwa “sebuah instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat”.Sedangkan menurut Anas Sudijono (2005: 182) berpendapat bahwa “yang
dimaksud dengan validitas item dari suatu instrumen adalah ketepatan mengukur
yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes
sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir
item tes tersebut”.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dalam penelitian ini penentuan validitas instrumennya
menggunakan rumus korelasi point biserial menurut Suharsimi (2006:283), sebagai
berikut :

Keterangan :
rPbs : Koefisien Point biserial
Mp
: Rata-rata
skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang Dicari validitasnya.
Mt : Rata-rata skor total
St :
Standar deviasi skor total
P :
Proporsi siswa yang menjawab benar
Q :
Proporsi siswa yang menjawab salah
(Q = 1-P)
Dengan demikian
suatu instrumen dikatakan valid apabila memenuhi kreteria jika r hitung ≥ dari
r tabel maka instrumen tersebut adalah valid dan sebaliknya jika r hitung ≤
dari r tabel maka instrumen tidak valid, pada taraf signifikan 5%, dan interval
kepercayaan 95%
b. Uji
Reliabilitas
Suatu tes dapat
dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk menguji
reliabilitas instrumen ini, maka digunakan rumus K-R.20. Rumus K-R.20 digunakan
untuk mencari reliabilitas yang skornya 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0
(bagi item yang dijawab salah). Di mana rumus K-R.20 adalah sebagai berikut :
r11 =
)

Keterangan
:
r11 =
Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya
butir soal
p = Proporsi
subjek yang menjawab item dengan benar
q
= Proporsi subjek yang menjawab item
dengan salah (q= 1-p)
Vt
= Varian Total

(Suharsimi Arikunto,
2006: 187-188)
Selanjutnya harga r11
di konsultasikan dengan r produck moment dengan kreteria jika r11 ≥
r table maka instrument dikatakan reabel dan sebaliknya jika r11
≤ r table maka instrument dikatakan tidak reabel.
4.
Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi, (2006 : 118),
variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek penelitian.Ada
dua jenis variabel dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan variabel
trikat. Berdasarkan dengan hal ini Arikunto (2006:126), berpendapat bahwa “variabel
yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel penyebab sedangkan
variabel yang dipengaruhi di sebut variabel Trikat atau variabel akibat”.
Jadi dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu:
a. Variabel
Bebas
Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah strategi Concept
Mapping dan strategi Preview Question Read Reflect Racit Review(PQ4R)
b. Variabel
Terikat
Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah prestasi belajar.
5.
Analisis Data
a.
Uji
prasyarat analisis
1. Uji
Normalitas
Menurut Suharsimi (2006:290 dan 320),
uji normalitas data adalah cara untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
normal atau belum. Untuk mengukur normal dan tidaknya data dengan menggunakan
rumus chi – kuadrat yaitu :
X2

Keterangan
:
X = chi
– kuadrat
fo
= Frekuensi observasi
fh = Frekuensi harapan
Dengan demikian jika harga X2 <
X2tabel dengan taraf signifikan kesalahan 5% dan derajat
kebebasan k-3 maka data dikatakan
tersebar dalam distribusi normal, dan sebaliknya jika harga X2 > X2tabel
maka data tidak berdistribusi normal.
2.
Uji Homogenitas Data
Menurut Suharsimi (2006:321), dalam menguji
homogenitas data, pengetesan didasarkan atas asumsi bahwa apabila varians yang
dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda maka sampel
dikatakan cukup homogen. Varian diperoleh dari pangkat dua simpangan baku.
Pengujian homogenitas data pada
sampel atau populasi dalam hal ini menggunakan uji Homogenitas varian dengan
rumus sebagai berikut :

Keterangan :
F= Koefisien F tes
S1
= Varian kelompok eksperimen
S2=
Varian kelompok kontrol
Dengan
kriteria apabila harga F hitung < dari F tabel dengan taraf signifikan 5%
dan derajat kebebasan (K-2, N-K) maka data tersebut dinyatakan homogen.
6.
Pengujian
Hipotesis
Menurut Suharsimi (2006:71), hipotesis
dikatakan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Sedangkan menurut Sugiyono (2010:64) mengatakan
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan pendapat diatas maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah masih perlu diuji
kebenarannya, dan dalam pembuktiannya hipotesis alternatif (Ha) harus diubah
menjadi hipotesis nihil (Ho) agar peneliti tidak mempunyai perasangka atau
tidak terpengaruh pernyataan Ha.
Karena penelitian ini menggunakan metode
eksperimen, untuk menguji hipotesis yang mengatakan ada perbedaan yang
signifikan antara siswa yang dikenai strategi pembelajaran Concept Mapping dan
siswa yang dikenai strategi Preview, Question, Read, Reflect, Racit, Reviw
(PQ4R) terhadap prestasi belajar adalah dengan menggunakan analisis data tes dengan
menggunakan rumus t – test sebagai berikut :

Dalam penelitian
ini karena Nx = Ny maka rumusnya menjadi :

Keterangan
t
= Nilai t nilai rata – rata
hasil perkelompok
M =
Mean / nilai rata – rata hasil perkelompok
X =
Deviasi kelompok pembanding
Y =
Deviasi kelompok eksperimen
N =
Banyak responden
Kriteria pengujian Ho ditolak
apabila t hitung > t tabel pada taraf
uji 0,05% dan apabila t hitung < t tabel
maka Ho diterima .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar